Kamis, 18 Oktober 2012

TakeDown

Film ini berdasarkan kisah nyata yang dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul yang sama dengan film ini yaitu Takedown karya Tsutomo Shimomura dengan John Markoff.
Bercerita tentang dua sisi pelaku yang berkaitan dengan teknologi informasi yang semakin berkembang yaitu hacker dan cracker.
Hacker adalah pelaku yang memanfaatkan teknologi informasi untuk hal yang lebih baik misalnya membantu pemerintah dan melaksanakan tugas berdasarkan perlindungan informasi.Sedangkan cracker adalah pelaku yang memanfaatkan teknologi informasi untuk hal yang hanya menguntungkan cracker itu sendiri atau melaksanakan sesuatu tindakan berdasarkan kebebasan informasi dan cenderung merugikan orang lain.
Dalam film ini terdapat dua teknologi yang menjadi permasalahan yaitu Switched Access Service dan Nokitel. Dan teknologi tersebutlah yang menyebabkan sang cracker menjadi buronan. Sementara sang hacker membantu pihak berwajib untuk dapat menemukan sang cracker secepatnya.
Di film ini terlihat jelas bagaimana kehidupan sang cracker menjadi begitu kompleks karena dia harus selalu lari dari kejaran pihak berwajib. Dia selalu merasa tidak tenang, walaupun dalam kehidupan seperti itu, sang cracker masih terus dapat berusaha untuk melakukan sesuatu agar apa yang dia inginkan bisa tercapai misalnya untuk mendapatkan kode Nokitel.
Cara-cara yang digunakannya sangat pintar dengan tanpa meninggalkan penggunaan teknologi komunikasi dan komputer yang semakin berkembang. Cara yang dilakukan telah dipersiapkan dengan matang sehingga dia bisa terus selalu berada selangkah lebih maju dari pihak yang berwajib atau dengan kata lain dia bisa salelu lolos dari kejaran pihak berwajib.cracker melakukan melalui beberapa media seperti telepon, ponsel, internet. mendeteksi percakapan apa saja yang dilakukan tetapi tergantung pada kekuatan sinyal.
Ini mirip dengan sniffing.  cracker kembali meretas account bank Mr Shimamoura(hacker) melalui telnet ke ftp Nokitel kemudian merusak system Nokitel.
Sementara sang hacker juga tidak kalah. Dia membuat sebuah aplikasi yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu cracker berhasil menjebol sistem komputernya (mastertrack). Aplikasi yang dibuat dituangkan dalam bentuk kode-kode yang sangat sulit diterjemahkan termasuk oleh sang cracker. di film ini  tools yang sering digunakan adalah telnet.
Tapi bukan berarti sang cracker tidak dapat melakukkannya sebab pada akhirnya dia dapat membuka aplikasi tersebut.
Namun,akhirnya yang jahat selalu mendapatkan ganjarannya, dan sang cracker pun akhirnya dapat ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Sementara sang hacker melajutkan kembali pekerjaannya menjadi konsultan dan membantu pemerintah.